Pendidik MI NW Lendang kantong

Bersahaja, Kreatif dan penuh keceriaan dalam pendidikan berkarakter

Pendidik MI NW Lendang kantong

Bersahaja, Kreatif dan penuh keceriaan dalam pendidikan berkarakter

Pendidik MI NW Lendang kantong

Bersahaja, Kreatif dan penuh keceriaan dalam pendidikan berkarakter

Pendidik MI NW Lendang kantong

Bersahaja, Kreatif dan penuh keceriaan dalam pendidikan berkarakter

Pendidik MI NW Lendang kantong

Bersahaja, Kreatif dan penuh keceriaan dalam pendidikan berkarakter

Pages

Jumat, 28 Februari 2014

Serapan Bantuan Siswa Miskin (BSM) Madrasah tak Capai 100 Persen


Untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas terutama bagi siswa miskin dan juga siswa yang memiliki hambatan mengikuti pendidikan yang disebabkan faktor sosial, ekonomi, dan faktor lain yang relevan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama melalui APBN - P 2013 menetapkan program “Bantuan Siswa Miskin “ (selanjutnya disebut Program BSM).

Program BSM adalah program bantuan dari pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang diberikan secara langsung kepada peserta didik Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah serta Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, yang orangtuanya miskin sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

Program BSM ini merupakan program nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan bagi siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu dan menarik siswa miskin agar memperoleh akses layanan pendidikan yang layak, mencegah angka putus sekolah, membantu siswa miskin memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, serta mendukung pelaksanaan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan program Pendidikan Menengah Universal (PMU).

Penyaluran dana Program BSM di madrasah dilakukan melalui DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan DIPA Madrasah Negeri dikirim langsung ke rekening siswa penerima dana Program BSM yang telah ditetapkan.

Untuk penyaluran BSM Tahun 2013 penyerapan bantuan BSM tidak mencapai 100 persen, menurut kementerian agama hal tersebut disebabkan adanya kendala pendataan siswa madrasah dalam penyaluran beasiswa bantuan siswa miskin (BSM) pada tahun 2013.

Seperti kami kutip dari Republika Online bahwa Direktur Pendidikan Madrasah Nur Kholis Setiawan mengatakan, penyaluran dana BSM memang terkendala masalah waktu yang singkat dan data. Ia menjelaskan, kendala dalam pendataan diantaranya minimnya siswa pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang melapor ke madrasah. Di samping itu, karena penyaluran BSM baru dilaksakan setelah tahun pelajaran, maka pihak madrasah akhirnya perlu mendata ulang calon penerima.

Walau realisasi penyerapan bantuan beasiswa BSM ini tidak mencapai 100 persen, namun Kemenag mengaku capaian realisasi 2013 cukup baik yang mencapai 93 persen. Realisasi BSM tersebut diserahkan kepada 2,8 juta dari total sekitar 3,1 juta siswa madrasah di seluruh Indonesia.

“Dana BSM tersalurkan hingga kepada 2,8 juta dari 3,1 juta siswa. Artinya, tingkat keberhasilannya mencapai 93 persen dari anggaran APBN terserap,” katanya. 

Selain itu, lanjut Nur Kholis, Kementerian Agama juga berhasil merealisasikan penyaluran BSM mencapai 71 persen untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2013, meski dalam waktu yang relatif singkat, tepatnya pada kwartal terakhir tahun lalu.

Demikian info mengenai Serapan Bantuan Siswa Miskin (BSM) Madrasah tak Capai 100 Persen, semoga ada manfaatnya


sumber : Abdi Madrasah

Kamis, 27 Februari 2014

Download Hizib NW Digital

Tuan Guru Bajang Dr. HM Zainul Majdi MA selaku Ketua PB NW Pancor meluncurkan secara resmi Aplikasi Hizib NW Digital untuk perangkat berbasis Android. Dengan diluncurkannya aplikasi ini untuk publik, warga NW maupun khalayak umum dapat menginstall produk ini pada perangkat smartphone atau tablet mereka. Peluncuran tersebut menjadi salah satu acara utama pada rangkaian acara wisuda ke-8 LPWN Hamzanwadi Pancor. Hizib Nahdlatul Wathan adalah kumpulan do’a yang berasal dari Al Qur’an, sahabat Nabi dan para ulama besar, yang dihimpun dalam sebuah kitab oleh pendiri Nahdlatul Wathan Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Aplikasi yang dibuat para mahasiswa ini mencoba merintis digitalisasi teks tersebut sekaligus menghadirkannya dalam perangkat berbasis android.
TGB pada sambutannya memberikan apresiasi besar pada produk ini sembari mengingatkan bahwa esensi perjuangan NW adalah dakwah, dan meski pesannya tetap yakni menyeru pada kebaikan, ruang dan metode dakwah harus disesuaikan dengan perkembangan jaman dan teknologi. Sedangkan Direktur LPWN pada sambutannya menyampaikan bahwa produk tersebut merupakan persembahan pertama dari rangkaian produk dan inovasi LPWN untuk NW dan masyarakat luas. Pada kesempatan yang sama ia juga meminta restu dari TGB untuk LPWN yang akan memulai usaha untuk mendokumentasikan secara digital sejarah perjuangan dan kekayaan intelektual NW.

hizibscreenshot 


Aplikasi Hizib NW Digital karya 6 mahasiswa LPWN Hamzanwadi ini, dikembangkan dalam waktu 5 bulan. Mahasiswa tersebut antara lain: Harianto, M. Nurul Wathani, M. Azrul Muhsi, M. Ridal Mubarak, Zulkifli Hidayatullah, dan Dewi Satriawati. Menurut dosen pembimbing mereka, pengembangan ini dimungkinkan karena besarnya dukungan baik dari internal LPWN maupun antar lembaga di bawah Yayasan Pendidikan Hamzanwadi. Salah satu diantaranya adalah dukungan dari TGH Yusuf Makmun dari Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits NW Pancor yang membimbing para mahasiswa dalam proses pengetikan naskah Hizib. Ia juga menyampaikan bahwa motivasi tim mengembangkan aplikasi hizib ini adalah untuk pembuktian kompetensi mahasiswa dalam mengadopsi teknologi terkini untuk berkarya. Menurutnya sebagai kampus dengan domain teknologi, LPWN harus selalu terupdate dengan perkembangan teknologi dan menunjukkannya dengan karya yang tepat guna sehingga bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Ia menambahkan bahwa kegagalan mengikuti perkembangan teknologi akan berujung pada kompetensi lulusan yang tidak sesuai dengan tuntutan jaman.
Aplikasi Hizib NW Digital dapat digunakan dalam dua mode. Mode pertama adalah mode ‘belajar’ dimana pengguna dapat melihat teks dan arti masing-masing bagian dari Hizib NW. Pada mode ini juga disediakan audio pembacaan hizib yang bisa didengar oleh pengguna. Mode ini tepat digunakan oleh mereka yang ingin mempelajari makna bagian-bagian pada hizib NW dan seni pelantunan teks saat dibaca. Mode kedua adalah mode ‘membaca’ yang dibuat untuk membantu pengguna pada saat melakukan pembacaan Hizib. Pada mode ini, terdapat pilihan untuk pembacaan ‘Hizib Nahdlatul Wathan, ‘Hizib Nahdlatul Banat’ dan ‘Ikhtisar Hizib’. Untuk tiap pilihan, bagian-bagian hizib yang dibaca disajikan tidak terputus (continuous) sesuai dengan urutan pembacaannya.
Aplikasi ini akan didaftarkan di Google Play Store dalam waktu dekat, namun bagi mereka yang ingin mencoba aplikasi ini lebih awal dapat mendownloadnya pada alamat berikut :
Versi utuh dengan audio 23 MB (download)
Versi tanpa audio 1,6 MB  (download)
Versi untuk Windows PC (Java 1.4+ required), 30 MB (download)


sumber : stthamzanwadi.ac.id

Pengertian, Sejarah dan Asal Usul Madrasah



 



Secara etimologis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, madrasah adalah sekolah atau perguruan (biasanya yg berdasarkan agama Islam)1, sedang menurut web resmi Kementerian Agama Direktorat Pendidikan madrasah, madrasah dalam bahasa Arab adalah bentuk kata “keterangan tempat” (zharaf makan) dari akar kata “darasa”. Secara harfiah “madrasah” diartikan sebagai “tempat belajar para pelajar”, atau “tempat untuk memberikan pelajaran”. Dari akar kata “darasa” juga bisa diturunkan kata “midras” yang mempunyai arti “buku yang dipelajari” atau “tempat belajar”; kata “al-midras” juga diartikan sebagai “rumah untuk mempelajari kitab Taurat”2.
Dari dua pengertian di atas, maka madrasah dikenal juga dengan istilah sekolah dalam bahasa Indonesia. Istilah sekolah juga merupakan serapan bahasa asing dari school atau skola. Madrasah sebenarnya identik dengan sekolah agama dan karakteristik  berbeda dengan sekolah umum, namun kekinian madrasah lebih dikenal dengan sekolah dengan muatan pembelajaran agamanya lebih banyak. Secara teknis dan prakteknya, madrasah tidak berbeda dengan sekolah formal. Banhkan bisa jadi kritik bahwa di setiap akhir tahun ajaran menjelang Ujian nasional, madrasah terasa sangat formal, mengesampingkan pembelajaran agama. Tujuannya ‘sukses ‘ dalam ujian nasional.
Menurut Wikipedia, madrasah pertama sepanjang sejarah Islam adalah rumah Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam, tempat ilmu pengetahuan dan amal saleh diajarkan secara terpadu oleh nabi akhir jaman, Nabi Muhammad SAW. Ia sendiri yang mengajar dan mengawasi proses pendidikan disana, para As-Sabiqun al-Awwalun adalah merupakan murid-muridnya3. Siapa Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam ? Menurut Abdul Mun’im Muhammad dalam Khadijah Ummul Mu’minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam, hal. 96 dan 155. seperti yang dikutip id.wikipedia.org adalah seorang pengusaha yang berpengaruh dari suku Makhzum dari kota Mekkah. Dalam sejarah Islam, dia orang ketujuh dari As-Sabiqun al-Awwalun. Rumahnya berlokasi di bukit Safa, di tempat inilah para pengikut Muhammad belajar tentang Islam. Sebelumnya rumah al-Arqam ini disebut Dar al-Arqam (rumah Al-Arqam) dan setelah dia memeluk Islam akhirnya disebut Dar al-Islam (Rumah Islam). Dari rumah inilah madrasah pertama kali ada. Al-Arqam juga ikut hijrah bersama dengan Muhammad ke Madinah.4
Para ahli sejarah pendidikan seperti A.L.Tibawi dan Mehdi Nakosteen, seperti yang dikutip Web Resmi Direktorat Pendidikan Madrasah, mengatakan bahwa madrasah (bahasa Arab) merujuk pada lembaga pendidikan tinggi yang luas di dunia Islam (klasik) pra-modern. Artinya, secara istilah madrasah di masa klasik Is¬lam tidak sama terminologinya dengan madrasah dalam pengertian bahasa Indonesia. Para peneliti sejarah pendidikan Islam menulis kata tersebut secara bervariasi misalnya, schule atau hochschule (Jerman), school, college atau academy (Inggris)5.
Perkembangan madrasah di dunia Islam terkait erat dengan berkembangnya secara luas pengetahuan dan pemikiran yang dikenal dengan mazhab. Berkembangnya pengetahuan yang berhubungan dengan Al Qur’an dan Hadits, seperti ilmu-ilmu al-Qur’an, hadits, fiqh, ilmu kalam, maupun ilmu tasawwuf tetapi juga bidang-bidang filsafat, astronomi, kedokteran, matematika dan berbagai bidang ilmu-ilmu alam dan kemasyarakatan6. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan munculnya aliran-aliran saling berebutan pengaruh di kalangan umat Islam, dan berusaha mengembangkan aliran dan mazhabnya masing-masing. Maka terbentuklah madrasah-madrasah dalam pengertian kelompok pikiran, mazhab atau aliran. Itulah sebabnya sebagian besar madrasah didirikan pada masa itu dihubungkan dengan nama-nama mazhab yang masyhur pada masanya, misalnya madrasah Syafi’iyah, Hanafiyah, Malikiyah atau Hanbaliyah.7
Dalam sejarahnya, madrasah adalah saksi perjuangan pendidikan yang tak kenal henti. Pada jaman penjajahan Belanda madrasah didirikan untuk semua warga. Sejarah mencatat, Madrasah pertama kali berdiri di Sumatram, Madrasah Adabiyah ( 1908, dimotori Abdullah Ahmad), tahun 1910 berdiri madrasah Schoel di Batusangkar oleh Syaikh M. Taib Umar, kemudian M. Mahmud Yunus pada 1918 mendirikan Diniyah  Schoel sebagai lanjutan dari Madrasah schoel, Madrasah Tawalib didirikan Syeikh Abdul Karim Amrullah di Padang Panjang (1907). lalu, Madrasah Nurul Uman didirikan H.  Abdul Somad di Jambi. Madrasah berkembang di jawa mulai 1912. ada model madrasah pesantren NU dalam bentuk Madrasah Awaliyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Mualimin Wustha, dan Muallimin  Ulya ( mulai 1919), ada madrasah yang mengaprosiasi sistem pendidikan  belanda plus, seperti muhammadiyah ( 1912) yang mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Muallimin, Mubalighin, dan Madrasah Diniyah. Ada juga model AL-Irsyad ( 1913) yang mendirikan Madrasah Tajhiziyah, Muallimin dan Tahassus, atau model Madrasah PUI di Jabar yang mengembangkan madrasah pertanian, itulah singkat tentang sejarah madrasah di indonesia

8. Catatan Kaki
1. Kamus Besar bahasa Indonesia Online, http://kamusbahasaindonesia.org/madrasah
2. Situs resmi Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, http://madrasah.kemenag.go.id/detail38.html
4. Wikipedia,Khadijah Ummul Mu’minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam, hal. 96 dan 155,  http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah, lihat juga http://matgembul.wordpress.com/tag/khadijah-ummul-muminin-nazharat-fi-isyraqi-fajril-islam/
5. Situs resmi Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, http://madrasah.kemenag.go.id/detail38.html






Minggu, 16 Februari 2014

PANDUAN TEKNIS BOS MI, MTs Tahun 2014



Ass, wr, wb.

Informasi buat rekan-rekan, bahwa untuk memperlancar admintrasi proses pembelajaran dan pengelolaan keuangan madrasah. sekarang Sudah keluar panduan teknisi BOS dari kementerian agama.
banyak perubahan pengelolaan dana BOS di tahun yang kemarin-marin dengan yang sekarang, sekarang lebih rinci lagi. untuk lebih jelasnya lihat dan download panduannya DISINI